Susu Panggang, Ide Unik Mahasiswa UMM Ajak Masyarakat Mandiri
Author : Humas | Senin, 27 September 2021 10:18 WIB
|
Pendampingan produksi susu panggang oleh mahasiswa UMM. (Foto: Istimewa) |
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kreasikan susu sapi perah menjadi produk camilan bernama susu sapi panggang. Bermitra dengan warga Desa Ngroto Pujon, inovasi ini diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-PM) dan meraih pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Salah satu anggota tim, Cynthia Angelina, mengatakan bahwa Desa Ngroto Pujon merupakan desa yang terkenal akan produk susu sapi perah. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduknya bekerja sebagai peternak sapi. Sayangnya, ketika panen tiba selalu ada sisa susu yang tidak terjual. Meskipun mengalami kerugian, masyarakat tidak berupaya untuk mengolah sisa susu tersebut menjadi produk lain yang bernilai ekonomis.
“Untuk memanfaatkan susu sisa tersebut kami membuat kreasi camilan baru nan unik yaitu susu sapi panggang. Dalam proses pembuatannya, kami bekerja sama dengan ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Produk camilan ini dapat bertahan selama satu minggu setelah proses pengolahan,” ungkap mahasiswa Prodi Kesejahteraan Sosial tersebut.
Dalam pembuatannya, ia menjelaskan bahwa camilan ini diawali demham memasak susu hingga setengah matang. Kemudian memasukkan bahan-bahan tambahan yang diaduk hingga tercampur dengan baik. Jika sudah mengental, adonan didiamkan lalu menyimpannya hingga bisa dibentuk dengan mudah. “Terakhir, kami tinggal memotong sesuai seleran dan memanggangnya,” tutur Angel.
Tak hanya terbatas pada proses pembuatan camilan susu sapi panggang, dalam waktu tiga bulan masa PKM Angel dan tim juga mendampingi warga dalam pemasaran produk tersebut. Selain itu, tim PKM ini juga membantu pihak desa untuk mengurus perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). “Dengan diurusnya PIRT ini akan meningkatkan jaminan mutu dan nilai jual dari produk camilan ini,” ujar anak tunggal tersebut.
Angel menceritakan bahwa di pertengahan masa PKM, program tersebut mengalami kendala karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Oleh karena itu ia dan tim mengubah sistem yang awalnya offline menjadi online dengan menggunakan Zoom. Dalam program ini, Angel ditemani oleh empat orang anggota yaitu Khairunnisa dan Nanda Fatika Ningrum dari Prodi Kesejahteraan Sosial, Desy Tania Fitriani dari Prodi Teknologi Pangan, serta Hima Ilda Imrotul Fauziyah dari Prodi Peternakan.
“Kami berharap dengan adanya PKM ini dapat membantu perekonomian masyarakat. Tidak hanya itu kami juga berharap program ini bisa terus menjadi kegiatan berkelanjutan serta mampu menjadikan camilan ini sebagai suatu produk unggulan bagi Desa Ngroto,” pungkasnya. (syi/wil)
Shared:
Komentar