MISI mulia Syuna Salimdra untuk bermanfaat bagi masyarakat melapangkan jalannya untuk menjadi dokter muda di usia yang sangat belia, yaitu 18 tahun. Pada prosesi wisuda yang berlangsung di UMM hari ini (20/5), Syuna yang lahir pada 8 Mei 1999 ini dikukuhkan sebagai dokter muda.
Proses akademiknya berlangsung cepat karena ia mengikuti kelas akselerasi dari tingkat SD, SMP hingga SMA. Kemantapannya memilih Fakultas Kedokteran (FK) sudah ia tetapkan sejak duduk di bangku SMA. Bagi Syuna, dokter merupakan pekerjaan sangat mulia karena bisa menolong banyak orang. “Saya melihat dokter dapat menyelamatkan hidup banyak orang, dari situ kemudian ketertarikan saya dimulai,” ungkapnya.
Ketika SMA, Syuna mengaku tak ada metode khusus dalam belajar, selain rajin dan tekun. Ketika memasuki perguruan tinggi, tempo belajarnya ia sesuaikan. Selama lima semester, Syuna dipercaya untuk menjadi asisten dosen di laboratorium skill FK UMM. “Saya jadi asisten dosen mulai semester tiga sampai semester tujuh. Ternyata mengajar enak juga, apa yang diajar bisa lebih mudah diingat,” ujar pria yang bercita-cita menjadi dokter spesialis anastesi ini.
Syuna membuat tugas akhir dengan mengangkat fenomena penjual makanan yang menggunakan minyak jelantah untuk menggoreng. Dengan mengangkat judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Terhadap Perbaikan Histopatologi Sel Hepar Tikus Putih Yang Diinduksi Minyak Jelantah”, Syuna mencoba meneliti kerusakan hati yang disebabkan konsumsi makanan yang digoreng dengan minyak jelantah.
Dalam risetnya, Syuna membagi tikus putih dalam dua kelompok. Yang pertama diberi minyak jelantah saja, sedangkan kelompok kedua diberi minyak jelantah dan ekstrak daun pepaya. Hasilnya mengejutkan, ekstrak daun pepaya memang bisa tapi belum terlalu efektif. “Observasinya selama dua minggu, lalu saya bedah, kemudian diambil hatinya lalu diperiksa secara mikroskopik, baru dilihat perbedaan pada sel hatinya. Kelompok mana yang selnya lebih normal dan mana yg lebih rusak,” cerita putra dari pasangan Buntoro Salimdra dan Marzuqoh tersebut.
Pria yang aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK UMM ini menjelaskan, penelitiannya ini bisa dimanfaatkan untuk manusia. Menurutnya, hati tikus memiliki kerja yang sama dengan hati manusia. Sehingga, jika konsumsi minyak jelantah secara terus menerus dapat merusak hati tikus, maka juga dapat merusak hati manusia. “Jika ekstrak daun pepaya dapat mencegah kerusakan lebih lanjut pada hati tikus maka demikian halnya pada hati manusia,” jelas Syuna.