Prof. Dr.Ir. Sasmito Djati, MS, IPU, P.Ua dalam acara Kaji Pancasila dan Seni Bela diri (Foto: Istimewa) |
Bersama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Pimpinan Wilayah (Pimwil) II Tapak Suci Jawa Timur langsungkan sarasehan pada Minggu (8/11) lalu. Berlokasi di ball room Rayz Hotel UMM, agenda tersebut dilaksanakan dengan protokol kesehatan dengan ketat. Adapun para pembicara yang dihadirkan membahas mengenai pembinaan ideologi Pancasila untuk melestarikan pencak silat, khususnya Tapak Suci.
Prof. Dr.Ir. Sasmito Djati, MS, IPU, P.Ua selaku ketua umum Tapak Suci Jatim menerangkan bahwa acara ini merupakan usaha reaktualisasi ideologi Tapak Suci. Menurutnya, kini dunia sedang mengalami masa disrupsi, ditambah lagi dengan adanya pandemi Covid-19.
“Maka dari itu, perlu adanya upaya untuk mengingatkan kembali nilai-nilai dan ideologi tapak suci bagi para pendekar. Sehingga tujuan dari Tapak Suci (TS) tidak melenceng,” tegasnya.
Ditambahkan Sasmito, Tapak Suci merupakan organisasi otonom (ortom) yang inklusif. Semua orang bisa turut serta, tidak memandang latar belakang maupun tempat. Ia menyebutkan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman yang sanggup menyelenggarakan TS dengan baik. Banyak warga yang tertarik dan mengikutinya untuk memahami seni bela diri.
Lebih lanjut, Sasmito kembali mengingatkan bahwa para pendekar dan kader memiliki tugas suci sebagai putra Muhammadiyah. Salah satunya yaitu membawa pencerahan di manapun berada. “Di era disrupsi global ini, kita tidak boleh melupakan misi yang selalu kita emban. Semoga kita bisa konsisten dan mengingat serta berpegang teguh pada nilai-nilai ideologi Pancasila,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim Ir. Tamhid Masyhudi berkesempatan untuk membuka acara. Ia mengatakan bahwa para pendekar TS harus berbangga karena banyak kadernya yang mampu memenangi kejuaran, baik di PON maupun SEA Games. Hal ini menandakan bahwa TS memiliki hal yang luar biasa.
Senada dengan Sasmito, ia juga mengapresiasi TS yang hadir di berbagai penjuru dunia. Mulai dari Inggris, Mesir, Jerman, Aljazair dan negara lainnya. Ia menggarisbawahi TS Taiwan yang berhasil mengadakan kejuaraan. Apalagi dengan adanya legalisasi pemerintah Taiwan yang mengiringi.
“Saya sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan TS Taiwan. Mereka mampu memanfaatka berbagai kesempatan dan membangun kerja sama yang bagus. Kini, TS juga menjadi bagian untuk membantu pemerintah Taiwan dalam kerja sama budaya,” tuturnya.
Tamhid juga menerangkan bahwa Muhammadiyah memang ingin mengembangkan dakwah di era digital seperti sekarang. Menurutnya, Langkah ini sangat strategis karena bisa menentukan masa depan Muhammadiyah. Begitupun dengan TS yang juga nantinya akan terjun dalam dakwah digital.
“Saya kira nanti TS ini bisa lebih ekspresif dan dinamis. Membuat video dengan gerakan-gerakan menarik. Ada seninya, speednya dan kekuatan yang bisa ditampilkan dan diwujudkan sebagai bentuk dakwah,” tegas Tamhid.
Ia juga menilai bahwa Tapak Suci dapat dibingkai menjadi sela bela diri yang tampil sebagai pemersatu dan menjaga keutuhan NKRI. Tidak hanya Tapak Suci saja, tapi juga ortom-ortom lain yang harus sigap membantu bangsa seperti yang dilaksanakan dalam evakuasi serta bantuan korban banjir Malang-Batu beberapa waktu lalu.
“Saya ingat satu pesan dari Ketum PP Muhammadiyah Pak Haedar yang menyebutkan bahwa Muhammadiyah harus hadir ketika bangsa Indonesia ini membutuhkan,” ujar Tamhid.
Dalam gelaran itu, hadir pula para pemateri seperti Ketum Pusat Tapak Suci Dr. Ir. Chairul Muriman Setyabudi, Wakil Rektor II UMM Dr. Nazaruddin Malik, S.SE. M.Si., dan segelintir pemateri lainnya. Mereka membahas mengenai grand desain pembinaan Tapak Suci nasional sebagai budaya bangsa, strategi gerakan dakwah Muhammadiyah melalu Tapak Suci hingga implementasi Tapak Suci di perguruan tinggi untuk penguatan budaya bangsa. (wil)