UMM Berdayakan Masyarakat Lokal Melalui Kampung Wisata

Author : Humas | Rabu, 02 Agustus 2017 06:33 WIB
AJAK BERMAIN: Mahasiswa UMM lakukan intervensi psikologis pada anak-anak Desaku Menanti dengan mengajak bermain.

SALAH satu cara Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberdayakan masyarakan lokal yaitu dengan mendorong para pakarnya menghadirkan konsep kampung wisata di wilayah pinggiran. Desa wisata organik Lombok Kulon di Bondowoso, ekowisata konservasi penyu dan Hutan Mangrove di Pacitan, serta desa wisata petik jambu di Camplong Madura adalah di antaranya.

Berkunjung ke Desa Lombok Kulon, Kabupaten Bondowoso, wisatawan akan disuguhi sumber daya alam bebas pestisida. Suasana natural lebih terasa dengan memetik buah-buahan, sayur-sayuran, memanen ikan, lalu memasaknya sesuai selera. Itulah desa wisata organik Lombok Kulon, salah satu dari kampung wisata yang didampingi pakar UMM.

Keberadaan desa organik ini tak luput dari campur tangan Prof Dr Ir Indah Prihartini MS, pakar pertanian dan peternakan organik dari UMM, yang mendampingi pengembangan desa ini melalui program pengabdian masyarakat yang didanai Direktorat Pendidikan Tinggi (Hi-Link Dikti). 

Selama tiga tahun, yaitu 2013-2015, Indah membantu melakukan pengembangan klaster padi organik sebagai upaya peningkatan kemandirian pangan berkelanjutan di Bondowoso. Selain itu, Indah juga membantu para petani mengupayakan pertanian organik yang sebelumnya sempat mengalami kegagalan. 

Saat ini, dengan populernya desa wisata Lombok Kulon, perekonomian masyarakat lokal terangkat karena kian banyak bidang yang dapat digarap, di antaranya input produksi, termasuk produk beras organik yang setiap jamnya mencapai empat ton dan sudah diproyeksikan untuk ekspor.

Masyarakat juga memanfaatkan aliran irigasi untuk wisata tubing, wisata edukasi organik, berjualan makanan dan oleh-oleh organik, serta menyewakan rumah untuk homestay bagi wisatawan yang menginap. Kesadaran masyarakat untuk bertani organik pun kian meningkat. Tak kurang dari 25 hektar lahan pertanian di Lombok Kulon telah menghasilkan hasil pertanian organik.

Selain Lombok Kulon, UMM juga memberdayakan masyarakat melalui ekowisata, yakni konservasi penyu dan hutan mangrove di Kabupaten Pacitan atas inisiasi dosen Biologi UMM Wahyu Prihanta. Kehadiran ekowisata ini cukup ampuh menggeliatkan perekonomian masyarakat setempat. Di antaranya pendirian warung-warung serta pelibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan ekowisata. Tak hanya integrasi konservasi Penyu dan Mangrove saja, untuk menyedot lebih banyak wisatawan, di tepi pantai juga disiapkan kolam renang dan di atasnya terpasang flying fox terpanjang di Indonesia yang mencapai 450 meter.

Ada pula dosen Agroteknologi UMM Ir Henik Sukorini PhD yang turun tangan menjadi ketua program pengembangan jambu air khas Camplong di Sampang, Madura. Lewat tangan dingin Henik, area tersebut disulap menjadi desa wisata petik jambu. Konsepnya bercermin dari desa wisata petik jeruk dan apel khas Malang. (can/han)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image