Gelaran International Conference on Technology, Informatics, and Engineering (Foto: Haki Humas) |
Seiring berkembangnya teknologi trasnportasi, tidak dipungkiri ruang hidup dalam kota semakin menipis. Menanggagpi permasalahan tersebut, diperjelas oleh Prof. Matthew Bruke, bahwa saat ini 25% ruang dalam kota telah terisi oleh transportasi. Hal itu ia ungkapkan dalam International Conference on Technology, Informatics, and Engineering (Icon-TINE). Acara ini diselenggaran pada Sabtu (23/8) lalu di Ballroom, Rayz Hotel UMM.
Kepala Transport Innovation and Research Hub (TIRH) di Griffth University, Queensland Australia ini berpendapat bahwa kepemilikan kendaraan pribadi semakin hari semakin bertambah. Faktor inilah yang mengakibatkan kota semakin padat. Hal tersebut juga berefek pada penggunaan kendaraan umum yang kurang efektif. Terutama Indonesia, yang mana setiap penduduknya menginginkan kendaraan sendiri.
Dikatakan oleh Matthew, bahwa 85% rumah tangga di Indonesia setidaknya memiliki satu sepeda motor. Hal tersebut membuat Indonesia masuk peringkat ketiga pengguna kendaraan bermotor di dunia. Meski teknologi motor listrik semakin digalakkan, namun menurutnya hal ini tidak menjawab permasalahan karena kendaraan akan terus bertambah. Apalagi mengingat keinginan masyarakat untuk memiliki terus ada.
“Perlu adanya revolusi sistem transportasi dalam mengurangi kepadatan kota di indonesia, terkhusus Jakarta dan Surabaya. Harus ada sistem berupa pemanfaatan transpotasi umum melalui aplikasi dengan sekali bayar di akhir yang memudahkan orang melakukan perjalanan. Selain itu, sistem Car Share juga bisa dicoba yakni program berbagi tumpangan dengan yang orang lain. Harapannya, dua hal itu bisa mengurangi pembeelian atau kepemilikan kendaraan pribadi. Kalau kendaraan terus bertambah, ruang hidup kita juga akan semakin sempit,” jelas Matthew selaku Keynote Speaker dalam acara ICon-TINE.
Disisi lain, Prof. Dr. Abdullah Ghani memaparkan tentang ‘Quantum Internet Beyond 6G Technology’. Ia menjelaskan bahwa perkembangan teknologi networking telah berkembang, mulai dari 1G hingga kini akan memasuki 6G. Adapun Quantun Internet adalah jaringan internet dengan kecepatan 6G yang memudahkan manusia untuk mengakses suara, teks, grafis atau gambar, dan video dengan cepat meski ukuran file cukup besar.
Direktur Research Manager Center Universitas Malaysia, Sabah ini mengatakan bahwa meski bagus, quantum internet 6G belum sempurna. Ada sederet probel yang harus diselesaikan. Salah satunya kerumitan struktur jaringan quantum internet sehingga persebaran untuk di beberapa negara masih sukar diterapkan. Tapi, ia yakin bahwa teknologi quantum internet ini akan segera terealisasi sekitar tahun 2026 mengingat teknologi 5G saja belom digunakan di banyak negara.
Baca juga : PPG UMM: Guru Faktor Utama Songsong Indonesia Emas 2045
Sementara itu, Iis Siti Aisyah, S.T., M.T., Ph.D. memaparkan energi baru terbarukan dan energi hijau. Ia mengatakan bahwa industri berbasis petrokimia dan menipisnya minyak bumi melatar belakangi inisiasi energi baru. Menurutnya, selama ini transportasi masih bergantung pada pelumas yang berbahan baku minyak bumi,. Hal tersebut menjadi faktor menipisnya cadangan minyak bumi.
Kepala Prodi Teknik Mesin UMM ini juga menjelaskan gagasannya bahwa ada sebuah solusi pengganti BBM yakni dengan Vegateble Oil sebagai oli pelumas yang ramah lingkungan. Mengingat pelumas memang digunakan untuk melancarkan mesin bagi mesin motor. Sayangnya emisi karbon yang dihasilkan juga tinggi. Bukan hanya cadangan minyak yang berkurang, polusi juga mendegradasi kualitas udara kita.
“Vegetable oil ini adalah sebuah solusi sebagai pelumas yang ramah lingkungan. Saya yakin pelumasini bisa bermanfaat dan tidak merusak kualitas udara karena diekstrak dari tumbuhan,” tegasnya. (haq/wil)