UMM dan Lublin University of Technology Kupas Seputar PR Pendidikan
Author : Humas | Kamis, 26 April 2018 16:19 WIB
Lubuk akal tepian ilmu, belajar suatu kebaikan tidak harus selalu dari pakarnya. Betukar pikiran dengan mereka yang telah banyak pengalaman juga dapat menajadi salah satu alternatif menambah wawasan.
Hal ini juga yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Melalui Program Erasmus + UMM mengirimkan mahasiswa, dosen dan stafnya untuk merasakan pengalaman belajar, mengajar dan bekerja dengan atmosfir internasional.
Yang istimewa, tidak hanya bagi mereka yang mendapat beasiswa, bagi para mahasiswa, dosen dan staf yang belum berkesempatan untuk pergi ke Benua Eropa, datangnya mahasiswa, staf dan dosen dari berbagai kampus di Eropa melalui program Erasmus + juga memberikan wawasan internasional yang istimewa.
Seperti Jakub Krzysiak salah satunya. Pria yang merupakan staf Office of International Education dari Lublin University of Technology tersebut berkesempatan untuk bertukar ilmu, wawasan, serta pengalaman dan belajar langsung dengan jajaran tim Humas dan Protokoler UMM.
Berada disini selama sepekan, Jakub tidak hanya belajar, ia juga berbagi tips bagaimana Humas di kampusnya merancang program dalam menyeleksi mahasiswa baru. Berdasarkan penuturannya, penting adanya bagi sebuah universitas menyeleksi calon peserta didiknya.
Jika beberapa kampus swasta di Indonesia menerapkan sistem tes dalam penerimaan mahasiswa baru, hal tersebut tidak terjadi di Lublin University of Technologi. Untuk mempertahankan kualitas mahasiswa sesuai dengan standart yang diinginkan, pada setiap tahunnya kampus yang terletak di Polandia ini melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah favorit.
Mereka lalu membuat sistem penjaringan, untuk menemukan bibit-bibit unggul masuk ke kampusnya. Bukan hanya itu, pada setiap tahunnya juga digelar open house dan pameran hasil karya mahasiswa untuk menarik minat calon mahasiswa baru. Cara ini menurut Jakub menjadi jalan yang efektif untuk mempertahankan kualitas hasil lulusannya.
“Ada robot dan pertunjukkan dari UKM-UKM andalan di kampus saat open house digelar,”tandas Jakub.
Selain berbagi pengalaman, Jakub juga belajar banyak tentang konsep public relation perguruan tinggi, khususnya bagaimana cara UMM melakukan branding agar mampu memikat banyak pendaftar.
Sekertaris Humas dan Protokoler UMM, Muhammad Isnaini meyampaikan, bahwa dalam melakukan branding, pemilihan awal mulai sasaran hingga media dan konsep yang digunakan harus dipertimbangkan dengan matang.
“Media yang digunakan harus disesuaikan dengan target sasaran kita. Hal ini penting, jangan sampai kita salah menggunakan instrumen sesuai dengan objek yang dimaksud,”tegasnya.
Di akhir dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini menekankan pentingnya untuk terus mengawal dan mempertahankan kualitas keseluruhan universitas, termasuk tenaga pengajar, mahasiswa dan sistem pebinaannya agar out put yang dihasilkan bisa maksimal.
“Semua elemen pendukung, kualitasnya harus terus dijaga dan ditingkatkan,”pungkasnya.
Sementara itu, menambahkan rekannya, salah satu staf Humas Ridlo Setyono yang juga pernah mendapatkan kesempatan mengikuti pertukaran staf ke Lublin University of Technology menyampiakan bahwa ada kesamaan antara UMM dan Lublin University of Technology. Keduanya sama-sama bagus dalam kerjsama luar negeri.
“Banyak kampus dari berbagai negara yang bekerjasama dengan Lublin University of Technology. Ini sama seperti UMM, ”pungkasnya.
(Humas UMM)
Shared:
Komentar