MoU Dengan Serunai Commerce Malaysia dan Halal Science Center Chulalongkorn University (Foto : Rizky Humas) |
Untuk membangun Indonesia menjadi pusat halal dunia, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) teken kerjasama dengan pihak internasional. Dua di antaranya yakni dengan Serunai Commerce Malaysia dan Halal Science Center Chulalongkorn University. Penandatanganan itu dilaksanakan pada 5-6 Agustus lalu. Dalam gelaran tersebut, Halal Center UMM juga menggelar seminar internasional dan bazaar makanan halal yang diikuti 40 UMKM.
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dari kerjasama ini adalah untuk mendukung sistem halal agar semakin baik. Adapun Serrunai Commerce merupakan marketplace berbasis halal yang menyediakan data digital produk halal.
Pada sesi diskusi, Amnah Shaari yang merupakan founder Serunai Commerce menyampaikan bahwa ia sangat tersanjung dengan kerjasama yang dibangun dengan UMM. Hal ini dapat menjadi langkah awal agar produk halal semakin dikenal di dunia. Karena sebesar 85% produsen masih di dominasi oleh non-muslim.
Baca Juga : UMM-KEK Singhasari Jalin Kerjasama Pemerintah Western Australia
Menurutnya, populasi masyarakat muslim di dunia mencapai angka 1,9 miliar yang terbagi di seluruh penjuru dunia. Pertumbuhan pasar halal global juga ditargetkan pada tahun 2030 sebanyak 20% dari penghasilan pasar dunia. “Pada dasarnya, kami membuat platform digital untuk merangkul dan memperkenalkan produk halal kepada seluruh dunia,” sebutnya.
Sementara itu, Assoc Prof. Winai Dahlan, Ph.D. dari Chulalongkorn University Thailand menilai, produk halal tak hanya menjadi komoditi bagi masyarakat muslim saja. Namun produk halal dapat menjadi produk berkualitas bagi masyarakat global. Saat ini, sebagian besar produsen didominasi oleh produsen non-muslim. Namun, 65% masyarakat global tidak mengonsumsi makanan halal.
Baca Juga : Lagi, Bioling UMM Hibur Penguni Balai Pelayanan Sosial PMKS Sidoarjo
Misalnya saja Jepang yang mayoritas penduduknya tidak mengonsumi produk halal. Hal ini dikarenakan mereka tidak mengetahui mengenai jenis-jenis dari produk halal. “Maka dari itu, perlu adanya upaya mengenalkan produk halal ke khalayak dunia,” tegasnya.
Di sisi lain, hal menarik disampaikan Prof. Ir. Ilyas Masudin, MLogSCM., Ph.D dari Prodi teknik Industri UMM. Saat ini, ia tengah mengembangkan teknologi berupa blockchain berbasis halal digital. Teknologi seperti blockchain yang memudahkan konsumen untuk melacak ketersediaan produk halal. Melalui sistem ini, para pelanggan dapat melihat bahan-bahan secara transparan dan lebih terjamin kehalalannya. Untuk itu, kerjasama yang dilaksanakan UMM ini menjadi langkah awal terbentuknya pasar online bagi masyarakat. Khususnya para muslim agar dapat mencari produk halal dengan tepat dan cepat. (Tri/Wil)