UMM Gazebo Forum Refleksikan Wajah Lingkungan Hidup Tahun 2016

Author : Humas | Sabtu, 24 Desember 2016 09:23 WIB
Redaktur Opini Sindo Pangeran Ahmad Nurdin menyampaikan pandangan tentang lingkungan hidup dalam perspektif media. (Foto: Distya)

WAJAH lingkungan hidup Indonesia di tahun 2016 yang dinilai kian bopeng menjadi perhatian khusus bagi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Karena itulah, sebagai refleksi akhir tahun, Humas UMM bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan(PSLK) UMMmenggelar UMM Gazebo Forum mengangkat tema “Wajah Bopeng Lingkungan Hidup Indonesia 2016 dan Mimpi 2017”, Sabtu (24/12) di gazebo taman Perpustakaan UMM.

Tiga narasumberdihadirkan pada kegiatan ini yaitu pakar lingkungan Dr Abdulkadir Rahardjanto MSi, Redaktur Opini Koran Sindo Pangeran Ahmad Nurdindan Kepala PSLK UMM Husamah MPd.Rektor UMM Fauzan dalam sambutannya berharap, UMM Gazebo Forum bisa menjadi ruang publik yang bermanfaat bagi civitas akademika dalam merespon isu-isu kekinian.

Pada sesi diskusi, Abdulkadir menyoroti lingkungan hidup sebagai satu kesatuan ruang dengan manusia dan perilakunya. Menurutnya, manusia kerap lupa bahwa mereka hidup di tempat dimana jika ia merusak lingkungan, sama halnya merusak diri sendiri.

“Lingkungan yang rusak secara otomatis akan merugikan kita juga. Oleh karena itu, penting untuk kita membangun pemahaman pada masyarakat bagaimana menyayangi lingkungan, karena itu sama halnya dengan menyayangi diri sendiri,” simpuldosen Prodi Pendidikan Biologi UMM ini.

Sementara itu, sebagai seorang yang bekerja di media, Pangeran menyatakan seringkali media hanya mengangkat isu lingkungan bila sudah timbul masalah. Padahal, tema lingkungan dapat diulas lebih luas tak sekedar ketika ada masalah terjadi, bencana misalnya.

“Indonesia itu kaya. Hanya saja kita belum secara efektif memanfaatkan dan menyelematkan. Lingkungan belum dianggap poin yang memberikan dampak positif secara finansial. Padahal, lingkungan memiliki banyak potensi, contohnya sebagai sektor pariwisata. Baru-baru ini saja masyarakat mulai tersadar mengembangkan pariwisata berbasis lingkungan,” uraiPangeran.

Saat ini, lanjutnya, tantangan terberat ialah bagaimana menjadikan isu lingkungan menjadi sesuatu yang menarik. UMM Gazebo Forum dinilai Pangeran sebagai aktivitas yang dapat menyatukan beragam pemikiran untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan. “Para akademisi berkontibusi pada lahirnya inisiasi semangat memperbaiki lingkungan,” tambahnya.

Melengkapi kedua narasumber, Husamah dalam paparannya menguraikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang dimiliki UMM sebagai bukti nyata partisipasi peduli lingkungan. PLTMH UMM menyumbang 15 sampai 20 persen energi alternatif untuk kepentingan operasional sehari-hari. Tanaman yang hidup di lingkungan kampus 3 UMM juga memberi sumbangsih untuk menyerap karbondioksida sebesar123 ton per tahun.

Selain itu, terobosan QR code pada pohon UMM yang September lalu dikatakan Husamah akan segera diluncurkan, kini telah terealisasi. Pohon-pohon di UMM kini telah dilengkapi QR code yang bisa dengan mudah discan untuk mengetahui informasi lengkapnya. PSLK secara kontinyu akan menggalakkan pernyataan “kumpulkan sampah pada tempatnya” dan bukan lagi “buang sampah pada tempatnya”.

“Kalau dibuang saja, nilai manfaat sampah bisa hilang. Sedang, dengan dikumpulkan sebenarnya sampah masih punya nilai manfaat. Ini adalah aplikasi dari slogan 3R, reduce, reuse, recycle,” imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Rektor UMM Fauzan dalam sambutannya menyatakan pada 2017 mendatang, UMM akan gelar festival produk riset unggulan berbasis riset dosen dan mahasiswa. UMM Gazebo Forum akan melahirkan pemikiran kreatif dari mahasiswa. Karena, tradisi untuk mengembangkan kreativitas tak melulu pada bidang akademik, namun juga seni dan budaya yang salah satunya ditampilkan pada forum diskusi ini. (ich/han)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image