UMM-Perhutani Siapkan Hutan Pendidikan Bambu

Author : Humas | Rabu, 04 November 2015 17:12 WIB

BEKERJASAMA dengan Perhutani, Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian dan Pertenakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan membangun Hutan Pendidikan Bambu. Hutan disiapkan sebagai sumber riset akademik serta pusat kerajinan bambu.

      Menurut Ketua Program Studi Kehutanan UMM Tatag Muttaqin SHut MSc, konsep Hutan Pendidikan Bambu ini merupakan yang pertama kali diajukan oleh Perguruan Tinggi. “Karena itu, kami dari pihak UMM akan segera membuat MoU dengan Perhutani, karena lahan yang akan dipakai untuk Hutan Pendidikan adalah milik Perhutani,” terang Tatag.

      Untuk mempersiapkan hal tersebut, pada Selasa (3/11) diadakan Rapat Pembahasan Kerjasama yang berlangsung di Hotel UMM Inn. Rapat dihadiri Kepala Divisi Regional Perhutani Jawa Timur, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kota Malang, Bondowoso dan Banyuwangi Barat, Bagian KPH Kepanjen, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Selorejo dan Kepala Desa Kucur Kecamatan Wagir serta Lembaga Bambu Nusantara.

      Tatag yakin konsep hutan ini akan sangat bermanfaat karena hal tersebut merupakan terobosan baru bagi Perguruan Tinggi di Indonesia. Jika memungkinkan, tambah Tatag, pihak UMM akan bekerja sama hingga 15-25 tahun ke depan.

      “Nantinya, Hutan Pendidikan itu tidak hanya digunakan oleh mahasiswa Kehutanan saja. Siapapun boleh melakukan penelitian dan kegiatan di sana.’’ Rencananya, lanjut Tatag, Hutan Pendidikan akan dibangun di Desa Kucur, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

      Tatag mengaku, pilihan akan Desa Kucur lantaran desa tersebut merupakan sentral pembuatan kerajinan dari bambu. “Selain itu, di sana terdapat mata air yang mengering, jadi pas sekali jika di sana ditanami pohon bambu, yang bersifat menyerap dan menyimpan cadangan air,” tuturnya.

      Sementara ini Kepala Divisi Perhutani Jawa Timur Andi Purwadi menyebutkan, pihak Perhutani akan mendukung penuh kerjasama ini. “Sangat bagus. Karena ini sangat menunjang kualitas pendidikan di Perguruan Tinggi. Selain itu, bambu juga memiliki nilai komersial yang cukup tinggi,” ujarnya. (dik/han)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image