UMM Sabet 2 Gelar Lomba Inovasi Digital Kemendikbud

Author : Humas | Senin, 07 September 2020 13:08 WIB
Pengumuman disiarkan live dari Youtube. (Foto: Humas UMM)

DUA tim Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menyabet dua gelar bergengsi dalam Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) 2020 yang diadakan Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (5/9). UMM mendapat gelar Juara Harapan untuk inovasi pembelajaran digital dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality atau KertubAR, dan gelar Medali Perunggu untuk short story tentang pembelajaran daring berjudul Hari Esok.    

Tim Prodi Informatika yang tergabung di divisi II Inovasi Materi Digital Pendidikan membuat aplikasi KertubAR yang merupakan media pembelajaran untuk materi Kerangka Tubuh Manusia. Pada aplikasi ini, fitur Kamera AR dapat memvisualisasikan objek 3 Dimensi (3D) mengenai macam-macam tulang penyusun kerangka tubuh. Ada juga fitur Virtual Button yang dapat memberikan animasi pada objek 3D, mengembalikan bentuk objek 3D ke bentuk semula, serta fitur unggulan lainnya.

Terdapat juga fitur Kuis yang bisa dimanfaatkan sebagai bentuk eveluasi bagi para siswa setelah mempelajari kerangka tubuh manusia melalui aplikasi tersebut. Fitur ini digunakan sebagai uji kompetensi seperti yang seringkali diberikan oleh guru kepada siswanya setiap pembelajan di sekolah. “Soal-soal yang disajikan berdasarkan materi Kerangka Tubuh Manusia yang telah dipelajari melalui fitur Kamera AR. Soal tersebut berjumlah 25 soal pilihan ganda,” ungkap Nur Syafei, ketua Tim aplikasi KertubAR.

Pengumuman juara harapan untuk inovasi pembelajaran digital. (Foto: Humas UMM)

Baca juga: Mahasiswa UMM Gagas Aplikasi Penghubung Laundry Rumahan

Dibanding alat peraga konvensial, prinsip aplikasi KertubAR, guru hanya sebagai fasilitator karena materi kerangka tubuh sudah tersedia di aplikasi. Sementara pada alat konvensional, guru menyampaikan materi dan alat peraga konvensional hanya sebatas peraga. Selain itu, sebagai produk digital, KertubAR bisa mengemas berbagai bentuk model 3D. Sementara peraga konvensional hanya model statis yang biasanya memiliki satu bentuk tetap. Kelebihan lainnya, KertubAR bisa tersedia untuk semua siswa.

Sementara itu, tim dari Prodi Ilmu Komunikasi yang tergabung ke dalam divisi III Kreasi Video Digital Suntainable Development Goals membuat short story yang mengisahkan Pak Roy yang berprofesi sebagai seorang dosen. Dikisahkan, istri Pak Roy sudah meninggal sejak anaknya masih kecil. Pak Roy selain berperan menjadi bapak untuk buah hatinya, Pak Roy sehari-hari juga harus melengkapi peran sebagai ibu di rumah. Di luar rumah Pak Roy juga harus bertanggung jawab untuk mendidik mahasiswanya.

“Setiap kali kuliah online, Pak Roy selalu tidak diperhatikan oleh para mahasiswanya. Para mahasiswanya selalu bermalas-malasan ketika mengikuti kelas online. Pak Roy mulai terpikir bahwa ia adalah orang yang membosankan dalam mengajar. Hingga ia mulai mencari cara agar membuat para mahasiswanya tidak lagi bosan ketika mengikuti mata kuliahnya,” ungkap Dion Agustian Pratama Putra, ketua kelompok, menjelaskan alur cerita yang terangkum dalam video berdurasi 3 menit 50 detik ini. 

Baca juga: Pakai Sensor Infrared, Bikin Alat Cuci Tangan Otomatis

Pak Roy, lanjut mahasiswa angkatan 2018 ini, menyiapkan sebuah rencana untuk memulai kuliah offline di luar kelas dengan harapan mahasiswanya senang dan tidak lagi bosan. Kemudian datang salah satu mahasiswa ke rumahnya yang memiliki hubungan dekat dengan Roy. Secara tidak sengaja mahasiswa tersebut melihat rencananya untuk kelas outdoor. Dengan diam-diam mahasiswa tersebut mengambil gambar melalui ponselnya dan membagikannya kepada teman sekelas melalui group.

Singkat cerita, melihat usaha Pak Roy agar mahasiswanya senang, akhirnya para mahasiswa ini merasa bahwa kerja keras Pak Roy bukan hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, tetapi juga untuk membuat mereka semua berhasil dan dapat menerima ilmu yang diberikan serta menerapkannya pada kehidupan nyata. Kedua karya inilah yang berhasil menjadi pemenang dari empat karya dari Prodi UMM lainnya yang lolos sebagai finalis lomba inovasi digital ini. (can)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image