UMM Semangat Lestarikan Budaya Jawa Melalui Festival Film Sastra Jawa

Author : Humas | Jum'at, 06 Juli 2018 15:23 WIB
 
Di tengah maraknya perkembangan film Indonesia yang diangkat dari novel menjadikan Dadang Wijoyanto salah satu dosen pengampu mata kuliah Karawitan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mencetuskan ide untuk mengangkat kisah karya sastra Jawa dalam sebuah film.
 
Dosen asal kota Trenggalek ini mengajak mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM dalam mata kuliah Karawitan yang diampunya untuk menciptakan suatu hal baru dalam agenda Puncak Karawitan 2018 pada Jumat (6/7).
 
Dipilihnya Cerito Cekak (Cerkak) milik Suharmono Kasiyun bukan tanpa alasan. Karya sastra Jawa berjudul “Kakak Kawa Adhi Ari-Ari” ini telah menerima beberapa penghargaan bergengsi salah satunya penghargaan Karya Sastra Daerah Jawa Terbaik 2017 dari Yayasan Rancage. Diakui oleh Dadang, PGSD UMM adalah satu-satunya program studi yang mencetuskan ide pengangkatan karya sastra Jawa dalam film pendek.
 
“PGSD UMM adalah satu-satunya program studi yang mencetuskan ide pembuatan film pendek yang diadopsi dari karya sastra Jawa,” jelas dosen yang juga mengampu mata kuliah Bahasa Jawa ini.
 
Selain Kakang Kawah Adhi Ari-Ari, sebanyak sebelass film pendek lain diputar dalam gelaran ini. Film-film tersebut di antaranya Surup, Kembang, Mantu, Peteng sing Ireng, Wiramane Lagu Dhangdut, Sani, Tambak Oso, Gombak, Tamu, Sisihan, Ayomi Tyas, Wening, dan Bento.
 
“Dua belas film tersebut dikembangkan sendiri oleh mahasiswa. Kami hanya menjadi pembimbing jika mereka merasa ada kesulitan dalam memahami alur cerita,” kata Dadang.
 
Digelarnya Festival Film dalam Puncak Karawitan 2018 ini, sangat diapresiasi oleh seluruh mahasiswa PGSD UMM. Salah satunya Dian Armandha, diakuinya membuat film bagi mahasiswa PGSD merupakan hal yang baru, namun hal tersebut adalah tantangan yang menyenangkan. 
 
“Membuat film itu bukan kebiasaan kami, jadi agak sulit. Tapi tugas ini sangat menantang karena harus banyak melakukan riset,” terang sutradara film Surup tersebut.
 
Ditambahkannya, bahwa membuat film adalah salah satu cara bagi mahasiswa PGSD untuk mempromosikan budaya, utamanya Jawa.
 
“Saya senang sekali bisa terlibat dalam tugas akhir ini, membuat film bisa membantu kami untuk mempromosikan budaya Jawa,” imbuh mahasiswa asal kota Reog Ponorogo tersebut.
 
Tidak hanya berkarya dalam pembuatan film, mahasiswa PGSD UMM juga dipacu untuk menciptakan tembang dolanan. Diciptakannya tembang dolanan ini salah satu upaya PGSD UMM untuk melestarikan budaya Jawa, utamanya dalam membentuk pendidikan karakter melalui kearifan lokal.
 
“Selain menyesuaikan kebutuhan guru SD, kami juga memacu mahasiswa PGSD untuk mengajarkan pendidikan karakter melalui kearifan lokal,” papar Dadang.
 
Dua belas tembang dolanan diciptakan dan diarasemen sendiri oleh mahasiswa PGSD UMM, di antaranya Bekelan, Gajah ing Kebun Binatang, Aku Due Truwelu, Pitik Jago, Kupu-Kupu, Kekancan, Semut, Ojo Lali Wektu, Kucing Lemu, Jambu Lemu, Ayo Konco, dan Gunung-Gunung.
 
“Seluruh mahasiswa menciptakan dan mengaransemen semua tembang dolanan yang ditampilkan,” ujar Dadang.
 
Sebagai salah satu program studi yang berfokus pada pengembangan pendidikan karakter, PGSD UMM terus melestarikan budaya Jawa melalui beberapa mata kuliah budaya Jawa seperti Bahasa Jawa dan Karawitan. (nis/sil)
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image