UMM Sharing Kondisi Ekonomi Internasional dengan 4 Dosen Asal 4 Negara Berbeda
Author : Humas | Rabu, 09 Mei 2018 17:40 WIB
Dalam rangka mempelajari pesatnya perkembangan ekonomi di berbagai belahan dunia, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjalin International Relations Affair (IRA) pertama kalinya dengan mengadakan kuliah tamu bertemakan “International Economic and Bussiness” di Aula GKB IV, Selasa (9/5) kemarin.
Acara tersebut mengundang 4 pemateri yang merupakan dosen dari 4 negara yang berbeda, mereka adalah Aurelija Rimkute dari Vilnius University (Lithuania), Priya Rani Bagat dari Manipal University (India), Dr.Magdalena Sztukiel dari WSB University (Polandia), dan Albina Gaisina dari Bournemouth University (Rusia). Disamping itu, kuliah tamu ini dihadiri oleh mahasiswa semester 6 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Kepala penyelenggara International Guest Lecture Ratih Juliati, Dra., Msi menyampaikan bahwa tujuan kuliah tamu ini adalah agar mahasiswa sebagai agent of change dalam bidang ekonomi dan bisnis, bisa lebih dalam mengetahui posisi Indonesia.
“Agar mahasiswa menyadari dan lebih menggali lagi sudah sampai mana pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam bersaing dengan negara-negara asing,” ujar Ratih.
Membahas lebih lanjut mengenai perkembangan ekonomi dan bisnis di kancah Internasional, salah satu pemateri yang berasal dari Polandia, Dr.Magdalena Sztukiel menjelaskan bahwa fondasi terpenting dalam membangun sebuah bisnis terletak pada strategi, bagaimana menyusun strategi yang tepat agar menarik dan bernilai di mata pelanggan.
“Setelah pelanggan percaya pada produk kita, disitu baru menjalin kerjasama dan terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas produk yang dipasarkan,”tandasnya.
Sementara itu, pemateri dari India Priya Rani Bagat juga menyampaikan kondisi ekonomi di negaranya. Ia menyampaikan bahwa, karakteristik ekonomi India saat ini lekat dengan distribusi pendapatan per kapita yang rendah, populasi yang tumbuh dengan cepat dan tingkat pembentukan modal yang rendah.
“Dan sifat ekonomi dualistik, baik metode industri modern maupun tradisional,”tandasnya.
(dya/sil)
Shared:
Komentar