PROSESI wisuda yang digelar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) hari ini (28/11) merupakan periode terakhir tahun ini. Dalam setahun UMM menggelar wisuda sebanyak empat kali dengan rata-rata jumlah wisudawan sebanyak 1.200 lulusan setiap periodenya. Oleh karena akhir tahun ini menjadi momentuk pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), UMM mengangkat tema ini untuk memotivasi para lulusannya.
Dalam pidato yang tercetak dan dibagikan kepada tamu undangan, rektor UMM, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, mengaku optimis lulusannya sanggup menghadapi tantangan MEA. Tak hanya itu, sejak awal mahasiswa UMM juga sudah disiapkan untuk menyambut bonus demografi yang akan terjadi di Indonesia, dengan mentalitas kerja keras dan cerdas sehingga siap untuk menjadi tenaga profesional yang produktif.
Dikatakan rektor, dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja dari Malaysia, Singapura dan Thailand. Maka tidak ada pilihan bagi UMM selain harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya mengikuti standar internasional, atau setidaknya standar di kawasan Asia Tenggara itu jika tidak mau terkena dampak serbuan tenaga profesional dari negara lain. “Saya optimis, pada posisi ini peluang para lulusan UMM justru terbuka lebar karena bisa menjadi tenaga profesional lintas-negara ASEAN,” ujarnya.
Di sisi lain, para lulusan dinilai beruntung karena berada pada posisi usia sangat produktif. Sejak tahun beberapa tahun ini Indonesia sudah memasuki era memetik bonus demografi. Disebut mengalami bonus demografi sebab jika dihitung secara cermat maka dua orang usia produktif (15-64 tahun) menanggung satu orang tidak produktif, yakni usia kurang dari 15 tahun dan 65 tahun lebih.
“Puncak bonus demografi bagi Indonesia ini akan terjadi pada tahun 2028-2030 dan dapat menyumbangkan sepertiga pertumbuhan ekonomi. Ini berarti, pada saat saudara-saudara para alumni UMM nanti bekerja, masih di usia produktif, kondisi ekonomi kita akan berada pada posisi yang sangat menguntungkan,” lanjut rektor, sosiolog dan pengamat militer ini.
Secara khusus, rektor berpesan agar para wisudawan memperhatikan posisinya sebagai generasi penerus bangsa. Melihat gelagat banyaknya lulusan yang telah maupun akan berlaga menjadi pemimpin daerah, Muhadjir berpesan agar calon pemimpin yang dilahirkan dari almamater UMM mengingat ikrar lulusan yang dideklarasikan hari ini. Selain itu, pada kondisi politik yang gaduh, diharapkan para lulusan menjadi problem solver, bukan justru menjadi bagian dari problem tersebut.
Terkait dengan isu terkini di dunia internasional, rektor perpesan agar para lulusan meletakkan diri pada posisi sebagaimana diambil oleh Muhammadiyah, yakni sebagai Islam moderat yang membawa visi rahmatan lil alamin. “Dakwah kita adalah lewat pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, ekonomi, budaya, politik. Bukan lewat kekerasan karena itu bukan watak agama kita,” pungkas Muhadjir. (nas)