UMM Terapkan Blended Learning

Author : Humas | Jum'at, 08 September 2017 11:45 WIB

MULAI semester ini, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bakal menerapkan blended learning atau pembelajaran campuran. Blended learning merupakan model pembelajaran yang memadukan antara tatap muka (face to face)melainkan juga kelas online (internet dan mobile learning).

Koordinator program blended learning UMM Prof Dr Yus Mochamad Cholily MSi mengatakan, pelaksanaan program ini lantaran kian berkembanya sosial media, khususnya di kalangan anak muda. “Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi informasi sudah merambah ke dunia pendidikan. Oleh karena itu sangat disayangkan jika hal tersebut tidak didukung dengan model-model perkuliahan yang memanfaatkan teknologi ini,” ungkap Yus.

Penggunaan blended learning, imbuh Guru Besar Ilmu Pendidikan Matematika UMM ini, kian banyak diadopsi di sekolah, perguruan tinggi, universitas, dan industri di seluruh dunia. Menurutnya, pembelajaran campuran akan mendorong proporsi kursus sekolah menengah secara online mencapai presentase 50 persen pada 2019. Selain itu, blended learning di perguruan tinggi akan menjadi salah satu metode pembelajaran baru.

“Model pembelajaran meliputi program berbasis web, kolaborasi perangkat lunak, dan menejemen sistem jaringan. Selain itu, juga memuat sejumlah aktivitas termasuk belajar tatap muka, e-learning, dan aktivitas belajar mandiri. Ini memungkinkan peserta didik memadukan pengalaman belajar tatap muka dengan pembelajaran online. Teknologi informasi berpotensi meningkatkan efektivitas pembelajaran lantaran internet dapat memberikan akses sumber belajar tak terbatas,” paparnya.

Penerapan blended learning ini diterangkan Wakil Rektor I Prof Dr Syamsul Arifin MSi, hanyalah salah satu upaya UMM memajukan proses pembelajaran. Berbagai upaya perlu ditingkatkan sebagai bagian dari tingginya kepercayaan pada UMM, di antaranya pengakuan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan nilai A dan perolehan sertifikasi internasional di tingkat ASEAN sebagai associate member of AUN-QA.

Atas dasar itu, disebut Syamsul, UMM giat merevitalisasi Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) agar proses pembelajaran berjalan sesuai standar nasional. Selain itu, implementasi KPT merupakan prasyarat bagi perguruan tinggi yang tengah meningkatkan rekognisi internasional. Dengan begitu, imbuh Syamsul, mahasiswa UMM memiliki kualifikasi yang bagus.

“Sejatinya, kami ingin memberikan dua kepastian kepada mahasiwa UMM. Kepastian pertama agar mahasiswa kami bisa lulus tepat waktu. Kepastian kedua yakni bagaimana agar lulusan kami bisa terserap di dunia kerja,” tandasnya. (can/han)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image