Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI Dr. Ir. Kasan, M.M berkunjung ke UMM. (Foto: Yafi Humas) |
Tercatat, pada tahun 2022 nilai transaksi elektronik e-commerce di Indonesia mencapai 475 triliun rupiah. Hal itu ditegaskan oleh Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI Dr. Ir. Kasan, M.M. dalam program Kemendag goes to Campus yang dihadiri 1.500 UMKM dan mahasiswa. Agenda yang dilaksanakan pada 20 Juni di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu berupaya memberikan pemahaman terkait kebijakan perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE).
Kasan melanjutkan, angka 475 triliun rupiah didapat dalam rentang satu tahun. Jika dihitung, maka akan ada skeitar 1,5 triliun transaksi elektronik dalma sehari. Maka, pemerintah, termasuk Kemendag memang fokus unutk mengembangkan dna memaksimalkan bidang ini. Salah satunya dengan membuat beberapa kebijakan yang bisa merangsang pertumbuhan transaksi terkait.
Ia juga menjelaskan bahwa pandemi yang terjadi mulai dari 2020-2022 membuat manusia sadar akan pentingnya penggunaan teknologi digital. Apalagi saat pandemi Covid-19, interaksi fisik antar manusia dibatasi sehingga mau tidak mau harus menggunakan transaksi digital. Hal ini pula yang mendorong pesatnya perkembangan PMSE.
Baca juga: Pakar Kesejahteraan Sosial UMM Beberkan Solusi Permasalah Pekerja Sosial
Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia cukup besar,yakni mencapai 100 miliar USD. Jika nilai kursnya Rp15.000, maka berada di angka 1.500 triliun rupiah. Angka bahkan diprediksi akan naik pada 2025 yakni rata-rata 20 persen tiap tahun menjadi 120-130 miliar USD.
“Saya rasa, upaya PMSE ini juga selaras dengan program Center of Excellence (CoE) UMM yang mencetak sumber daya manusia unggul. Bukan hanya melahirkan entrepreneur tapi juga memberi bekal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dna industri. Ini hal yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini,” tegasnya.
Di sisi lain, Wakil Rektor I UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. mengapresiasi kerjasama dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Apalagi dengan mendatangkan para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Malang. Pun dengan para mahasiswa yang memiliki peran signifikan di masa depan.
Syamsul, sapaannya mengatakan bahwa kebijakan PMSE ini cukup selaras dengan program CoE UMM. Menggaet ratusan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), Kampus Putih mengundang praktisi untuk berdiskusi membuat matching curriculum. Dengan begitu, para mahasiswa yang ikut CoE bisa mendapatkan skill yang benar-benar dibutuhkan oleh industri. Sehingga daya serap di dunia kerja semakin tinggi.
Baca juga : Berkurban Wajib atau Sunnah? Ini Jawaban Dosen UMM
“Tiap prodi di UMM memiliki CoE dan kelas-kelas keahlian yang bisa dicoba. Misalnya saja di fakultas pertanian dan peternakan yang punya CoE Unggas, Udang hingga Koi. Pun dengan Fakultas Teknik dengan kelas welding inspector hingga metaverse. Sampai saat ini ada lebih dari 54 CoE yang sudah berjalan,” katanya mengakhiri. (wil)