Vokasi UMM Boyong Industri ke dalam Kampus

Author : Humas | Rabu, 12 April 2023 06:01 WIB
Mahasiswa Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). (Foto: Istimewa)

Secara umum, proses pembelajaran di kampus biasanya dilakukan di dalam sebuah kelas. Kegiatan mencatat materi yang dijelaskan oleh dosen menjadi hal yang sering kali dijumpai. Namun, proses pembelajaran itu tidak dilakukan oleh mahasiswa vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang berlokasi di Jalan Raya Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Jika dilihat, kampus ini seolah menjadi industri atau perusahaan yang lengkap dengan para pekerja di dalamnya.

Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi UMM, Assoc. Prof. Dr. Tulus Winarsunu, M.Si mengatakan kampus vokasi ini memang menerapkan konsep pembelajaran Factory Training and Production Collaboration Project. Yaitu proses pembelajaran yang disebut dengan authentic learning atau pembelajaran secara nyata atau yang sebenarnya. 

“Untuk mendukung situasi nyata itu, maka vokasi UMM mengajak mitra industri untuk masuk ke dalam kampus berkolaborasi langsung dengan mahasiswa kami. Sehingga praktisi yang dihadirkan bukan hanya sebagai dosen tamu atau pemberi dana saja, tapi benar-benar mengajari bagaimana industri berjalan,” jelas Tulus.

Lebih Lanjut, ia juga menjelaskan prinsip teaching factory (TEFA) yang dikembangkan di UMM. Salah satunya yakni mahasiswa yang tidak hanya melakukan research saja, tapi juga turut andil dalam memproduksi barang sampai dengan pemasaran yang dilakukan bersama mitra perusahaan. “Konsep seperti ini bisa disebut dengan gain gain solution. Di mana masing-masing pihak, baik dari perusahaan maupun kampus juga mendapatkan keuntungan,” ungkap Tulus.

Baca juga: PWM Jatim Siap Kembangkan Perbankan Syariah dengan Hasil Triliunan Rupiah

Menariknya, para mahasiswa vokasi UMM juga mendapatkan keterampilan yang bersifat multidimensi. Maksudnya yakni mendapatkan kemampuan utama (hardskill) di bidang keilmuan masing-masing serta soft skill yang dapat berjalan beriringan. Menurut Tulus, di zaman yang serba modern ini, soft skill masih dan akan terus dibutuhkan dalam proses industri. 

“Seperti yang kita ketahui, soft skill merupakan kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan baik, berpikir kritis dan juga kreatif. Sehingga barang yang diproduksi oleh mahasiswa nantinya merupakan produk inovasi baru yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi,” kata Tulus.

Intinya, proses pembelajaran di Vokasi UMM berutjuan untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang berguna untuk masyarakat dan juga bangsa. “Untuk itu, vokasi UMM banyak melakukan kerja sama industri baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Membuka banyak pelatihan-pelatihan yang bisa mengantarkan mahasiswanya untuk berkarir di skala global ,” ungkap Tulus.

Baca juga: Makan saat Imsak Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan Dosen UMM

Terakhir, Tulus juga menjelaskan, ke depannya kurikulum yang digunakan di vokasi UMM akan fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan juga perkembangan zaman. Vokasi UMM tidak mau membuang waktu untuk proses pembelajaran yang biasa-biasa saja.

“Karena pada akhirnya, kita tidak akan tahu lulusan-lulusan seperti apa yang akan dipilih dan diterima oleh perusahan. Kalaupun tidak berkarir perusahaan, setidaknya lulusan vokasi UMM sudah memiliki bekal yang mumpuni untuk membuka usahanya sendiri,” pungkasnya. (zak/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image