(REUTERS/Kyodo)
|
VIVAnews - Bagi beberapa negara Barat dan sekutunya, peluncuran roket oleh Korea Utara dianggap ancaman yang harus segera diatasi. Namun, bagi pemerintah dan rakyat Korea Utara, keberhasilan peluncuran roket ini adalah sebuah kebanggaan yang disambut dengan suka cita.
Ribuan rakyat Korut menantikan dengan harap-harap cemas peluncuran roket pada Rabu, 12 Desember 2012. Di sebuah bar hotel di Pyongyang, warga Korut sontak riuh rendah, bersorak dan bertepuk tangan saat peluncuran roket Unha atau Galaksi itu berhasil mencapai orbit bumi.
"Satelit telah memasuki orbit planet," ujar penyiar di stasiun televisi pemerintah Korut, KCNA, dilansir Reuters. Usai pengumuman itu, diperdengarkanlah lagu-lagu patriotik.
Roket Unha diluncurkan pada pukul 10 pagi dari lokasi peluncuran Sohae di Tongchang-ri, sebelah timur laut Pyongyang. Padahal tiga hari sebelumnya, Korut mengindikasikan adanya gangguan teknis yang akan menyebabkan peluncuran tertunda.
Keberhasilan roket Korut mencapai orbit juga dibenarkan oleh Komando Pertahanan Angkasa Amerika Utara (NORAD), sebuah organisasi militer AS-Kanada. NORAD mengatakan bahwa "Korut meluncurkan objek yang mencapai orbit."
Usai pengumuman keberhasilan itu, rakyat Pyongyang turun ke jalan, menari dan bernyanyi, tidak peduli cuaca dingin bersalju. Drum band militer menyanyikan lagu-lagu patriotik dan menggelar atraksi baris-berbaris.
"Ini adalah kabar baik. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa negara kami mampu mencapai angkasa," kata seorang warga, Jon Il Gwang.
Peluncuran ini juga bertepatan dengan 100 tahun kelahiran Presiden Kim Il-sung, pemimpin tertinggi Korea Utara yang telah dianggap sebagai "manusia setengah dewa". Di angkasa, satelit yang berhasil diorbitkan memutarkan "Lagu Jenderal Kim Il-sung" dan "Lagu Jenderal Kim Jong-il."
"Pasti para Jenderal kami akan senang. Saya yakin negara kami akan lebih kuat dan makmur di bawah kepemimpinan Kim Jong-un," kata warga Pyongyang lainnya, Rim Un Hui.
Direktur program satelit Korut Kim Hye Jin mengatakan bahwa negaranya akan terus meluncurkan satelit di masa yang akan datang. Dia menjelaskan, satelit yang diluncurkan nanti berguna untuk mempelajari pertanian dan pola cuaca.
Namun, penjelasan ini dimentahkan oleh Barat. Amerika Serikat, Eropa, Korea Selatan dan Jepang, mengatakan bahwa Korut tengah melakukan uji coba rudal yang bisa dipasang hulu ledak nuklir. Peluncuran rudal ini dianggap melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan akan semakin mengisolir Korut. (umi)