Rusia: Penghancuran Kapal Imigran Terlalu Ekstrem

Author : Administrator | Jum'at, 08 Mei 2015 09:59 WIB
Salah satu kapal imigran gelap (ilustrasi).
Salah satu kapal imigran gelap (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW-- Rusia menyerukan agar Eropa  membuat model operasi terencana untuk mengatasi penyelundupan imigran Libya. Tindakan merusak kapal penyelundup dinilai terlalu ekstrem dilakukan.

Dilansir Reuters, Jumat (8/5), Inggris, Prancis, Lithuania dan Spanyol telah  menyusun resolusi untuk mengotorisasi intervensi di laut lepas. Intervensi itu diberlakukan di wilayah perairan dan darat Libya.

Duta PBB dari Rusia, Vitaly Churkin tindakan intervensi tersebut terlalu jauh. Menurutnya, penghancuran kapal dan perahu berpeluang menimbulkan masalah hukum.

Sebelumnya, Resolusi Dewan Keamanan PBB mengesahkan operasi anti-pembajakan  yang isinya memperbolehkan tindakan menyita dan membuang  perahu, kapal, senjata, dan peralatan terkait lainnya yang digunakan dalam pembajakan dan perampokan.

Menurut badan pengungsi PBB, Sekitar 1.800 imigran telah tewas di Mediterania tahun ini. Sebanyak 51.000  imigran memasuki Eropa melalui laut, sementara 35 ribu imigran lain masuk lewat Italia.

Para imigran tersebut menghindari kemiskinan di Asia, Afrika dan Timur Tengah. Pemerintah Libyatelah turun ke dalam kekacauan yang terjadi selama hampir  empat tahun setelah jatuhnya Muammar Gaddafi, tersebut.
Seperti diketahui, konflik di Libya masih berlangsung hingga saat ini.

Beberapa pihak dalam pemerintahan saling bersaing  untuk berebut kekuasaan di negara penghasil minyak tersebut.

Sumber: http://internasional.kompas.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: