Jakarta - Ada banyak pemeringkatan perguruan tinggi, salah satunya Webometrics yang dikeluarkan oleh Cybermetrics Lab. Lembaga ini merupakan organisasi penelitian di bawah naungan Consejo Superior de Investigaciones Cientificas (CSIC), yakni badan riset publik terbesar di Spanyol.
Webometrics bukan pemeringkatan situs web universitas, tetapi peringkat universitas. Dua indikator yang digunakan adalah webometrik dan bibliometrik (misi penelitian).
Ranking Webometrics memiliki tujuan utama mempromosikan akses terbuka terhadap pengetahuan yang dihasilkan oleh universitas. Dikatakan dalam situs resminya, cara terbaik untuk meningkatkan peringkat adalah dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas konten web kampus.
Universitas Terbaik di Jawa Timur Versi Webometrics 2024
1. Universitas Brawijaya
Peringkat dunia: 780
Peringkat Indonesia: 4
2. Universitas Airlangga
Peringkat dunia: 830
Peringkat Indonesia: 5
3. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Peringkat dunia: 1115
Peringkat Indonesia: 9
4. Universitas Muhammadiyah Malang
Peringkat dunia: 2266
Peringkat Indonesia: 22
5. Universitas Negeri Surabaya
Peringkat dunia: 2341
Peringkat Indonesia: 22
6. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Peringkat dunia: 2432
Peringkat Indonesia: 24
7. Universitas Negeri Malang
Peringkat dunia: 2461
Peringkat Indonesia: 25
8. Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Peringkat dunia: 3068
Peringkat Indonesia: 35
9. Universitas Jember
Peringkat dunia: 3258
Peringkat Indonesia: 39
10. Universitas Surabaya
Peringkat dunia: 3585
Peringkat Indonesia: 46
Penilaian Ranking Webometrics 2024
Ada beberapa perubahan dalam metodologi penyusunan ranking Webometrics disebabkan beberapa faktor teknis. Inilah indikator yang digunakan dalam pemeringkatan terbaru:
Visibilitas: faktor visibilitas merupakan pengaruh dari konten yang terdapat dalam situs suatu perguruan tinggi. Nilai visibilitas didapat dari link eksternal yang terkait dengan situs resmi perguruan tinggi. Visibilitas diukur menggunakan Ahrefs Majestic dan berbobot 50%.
Transparansi: penilaian transparansi dilihat berdasarkan peneliti-peneliti yang paling banyak sitasi. Transparansi dinilai dari jumlah sitasi 310 ilmuwan teratas, tetapi tidak termasuk 20 outlier. Transparansi diukur menggunakan Google Scholar Profiles dan bobotnya 10%.
Keunggulan: faktor keunggulan dinilai dari jumlah penelitian di antara top 10% publikasi ilmiah yang dikutip di setiap dari 27 disiplin ilmu. Keunggulan dinilai menggunakan Scimago dan bobot nilainya 40%.