Fuad Syaifudin Nur, professional translator of Arabic books. (Photo: Aan / PR) |
Fuad Syaifudin Nur, penerjemah profesional buku berbahasa Arab. (Foto: Aan/Humas) |
Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengundang Fuad Syaifudin Nur, penerjemah profesional buku berbahasa Arab dalam seminar “Prospek Penerjemah di Era Revolusi Industri 4.0”, Senin (11/3).
Seminar Nasional ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Alafest, yakni kompetisi bahasa arab untuk mahasiswa dan siswa SMA se Indonesia. Fuad menjelaskan pemanfaatkan teknologi untuk membantu menerjemah.
Di era revolusi Industri 4.0, kata Fuad, peran penerjemah akan semakin meluas. Penerjemah bisa menerjemahkan situs di internet, menjadi rujukan membuat aplikasi penerjemah, menerjemahkan E-Book dan lainnya.
“Peran penerjemah itu bisa hilang di era Industri 4.0, kalau penerjemahnya gaptek (gagap teknologi, red,)” tegas Fuad. Karena perkembangan zaman juga mengubah gaya bahasa, harus terus mengikuti perkembangan teknologi.
Baca juga: Maharesigana UMM Siap Lakukan Pendampingan Pengurangan Risiko Bencana
Selain itu, lanjutnya, penerjemah yang update akan tahu apa teknologi terbaru untuk menerjemah. “Ada situs baru yang menggabungkan semua kamus Arab jadi bisa dibandingkan jadi tidak hanya mengandalkan satu kamus,” jelasnya.
“Saya itu selalu ditanya, apa tidak bosan menerjemah terus? Ya tidak, karena saya mempunyai niat yang kuat,” ujar penerjemah yang menggeluti bidangnya selama 15 tahun dan banyak menerjemahkan banyak karya ini.
Di sisi lain, katanya, menjadi penerjemah jika tidak disertai niat yang tidak kuat, akan mudah berganti profesi. “Karena menjadi penerjemah akan selalu dikejar deadline dan hari-harinya akan habis hanya untuk menerjemah,” ungkapnya.
Sementara, Rektor UMM Dr. Fauzan M.Pd menyatakan bahwa penerjemah bahasa arab adalah salah satu profesi langka di kalangan orang muslim. Dengan begitu, ia berpesan, mahasiswa PBA harus memaksimalkan potensinya.
“Jangan puas dengan apa yang kalian miliki sekarang, Jangan jadi manusia minimize yang sudah merasa aman dengan sesuatu yang kecil. Jadilah manusia maximize yang selalu berusaha menjadi sesuatu yang besar,” tandasnya. (usa/can)
Fuad Syaifudin Nur, penerjemah profesional buku berbahasa Arab. (Foto: Aan/Humas) |
Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengundang Fuad Syaifudin Nur, penerjemah profesional buku berbahasa Arab dalam seminar “Prospek Penerjemah di Era Revolusi Industri 4.0”, Senin (11/3).
Seminar Nasional ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Alafest, yakni kompetisi bahasa arab untuk mahasiswa dan siswa SMA se Indonesia. Fuad menjelaskan pemanfaatkan teknologi untuk membantu menerjemah.
Di era revolusi Industri 4.0, kata Fuad, peran penerjemah akan semakin meluas. Penerjemah bisa menerjemahkan situs di internet, menjadi rujukan membuat aplikasi penerjemah, menerjemahkan E-Book dan lainnya.
“Peran penerjemah itu bisa hilang di era Industri 4.0, kalau penerjemahnya gaptek (gagap teknologi, red,)” tegas Fuad. Karena perkembangan zaman juga mengubah gaya bahasa, harus terus mengikuti perkembangan teknologi.
Baca juga: Maharesigana UMM Siap Lakukan Pendampingan Pengurangan Risiko Bencana
Selain itu, lanjutnya, penerjemah yang update akan tahu apa teknologi terbaru untuk menerjemah. “Ada situs baru yang menggabungkan semua kamus Arab jadi bisa dibandingkan jadi tidak hanya mengandalkan satu kamus,” jelasnya.
“Saya itu selalu ditanya, apa tidak bosan menerjemah terus? Ya tidak, karena saya mempunyai niat yang kuat,” ujar penerjemah yang menggeluti bidangnya selama 15 tahun dan banyak menerjemahkan banyak karya ini.
Di sisi lain, katanya, menjadi penerjemah jika tidak disertai niat yang tidak kuat, akan mudah berganti profesi. “Karena menjadi penerjemah akan selalu dikejar deadline dan hari-harinya akan habis hanya untuk menerjemah,” ungkapnya.
Sementara, Rektor UMM Dr. Fauzan M.Pd menyatakan bahwa penerjemah bahasa arab adalah salah satu profesi langka di kalangan orang muslim. Dengan begitu, ia berpesan, mahasiswa PBA harus memaksimalkan potensinya.
“Jangan puas dengan apa yang kalian miliki sekarang, Jangan jadi manusia minimize yang sudah merasa aman dengan sesuatu yang kecil. Jadilah manusia maximize yang selalu berusaha menjadi sesuatu yang besar,” tandasnya. (usa/can)
Fuad Syaifudin Nur, penerjemah profesional buku berbahasa Arab. (Foto: Aan/Humas) |
Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengundang Fuad Syaifudin Nur, penerjemah profesional buku berbahasa Arab dalam seminar “Prospek Penerjemah di Era Revolusi Industri 4.0”, Senin (11/3).
Seminar Nasional ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Alafest, yakni kompetisi bahasa arab untuk mahasiswa dan siswa SMA se Indonesia. Fuad menjelaskan pemanfaatkan teknologi untuk membantu menerjemah.
Di era revolusi Industri 4.0, kata Fuad, peran penerjemah akan semakin meluas. Penerjemah bisa menerjemahkan situs di internet, menjadi rujukan membuat aplikasi penerjemah, menerjemahkan E-Book dan lainnya.
“Peran penerjemah itu bisa hilang di era Industri 4.0, kalau penerjemahnya gaptek (gagap teknologi, red,)” tegas Fuad. Karena perkembangan zaman juga mengubah gaya bahasa, harus terus mengikuti perkembangan teknologi.
Baca juga: Maharesigana UMM Siap Lakukan Pendampingan Pengurangan Risiko Bencana
Selain itu, lanjutnya, penerjemah yang update akan tahu apa teknologi terbaru untuk menerjemah. “Ada situs baru yang menggabungkan semua kamus Arab jadi bisa dibandingkan jadi tidak hanya mengandalkan satu kamus,” jelasnya.
“Saya itu selalu ditanya, apa tidak bosan menerjemah terus? Ya tidak, karena saya mempunyai niat yang kuat,” ujar penerjemah yang menggeluti bidangnya selama 15 tahun dan banyak menerjemahkan banyak karya ini.
Di sisi lain, katanya, menjadi penerjemah jika tidak disertai niat yang tidak kuat, akan mudah berganti profesi. “Karena menjadi penerjemah akan selalu dikejar deadline dan hari-harinya akan habis hanya untuk menerjemah,” ungkapnya.
Sementara, Rektor UMM Dr. Fauzan M.Pd menyatakan bahwa penerjemah bahasa arab adalah salah satu profesi langka di kalangan orang muslim. Dengan begitu, ia berpesan, mahasiswa PBA harus memaksimalkan potensinya.
“Jangan puas dengan apa yang kalian miliki sekarang, Jangan jadi manusia minimize yang sudah merasa aman dengan sesuatu yang kecil. Jadilah manusia maximize yang selalu berusaha menjadi sesuatu yang besar,” tandasnya. (usa/can)
Fuad Syaifudin Nur, penerjemah profesional buku berbahasa Arab. (Foto: Aan/Humas) |
Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengundang Fuad Syaifudin Nur, penerjemah profesional buku berbahasa Arab dalam seminar “Prospek Penerjemah di Era Revolusi Industri 4.0”, Senin (11/3).
Seminar Nasional ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Alafest, yakni kompetisi bahasa arab untuk mahasiswa dan siswa SMA se Indonesia. Fuad menjelaskan pemanfaatkan teknologi untuk membantu menerjemah.
Di era revolusi Industri 4.0, kata Fuad, peran penerjemah akan semakin meluas. Penerjemah bisa menerjemahkan situs di internet, menjadi rujukan membuat aplikasi penerjemah, menerjemahkan E-Book dan lainnya.
“Peran penerjemah itu bisa hilang di era Industri 4.0, kalau penerjemahnya gaptek (gagap teknologi, red,)” tegas Fuad. Karena perkembangan zaman juga mengubah gaya bahasa, harus terus mengikuti perkembangan teknologi.
Baca juga: Maharesigana UMM Siap Lakukan Pendampingan Pengurangan Risiko Bencana
Selain itu, lanjutnya, penerjemah yang update akan tahu apa teknologi terbaru untuk menerjemah. “Ada situs baru yang menggabungkan semua kamus Arab jadi bisa dibandingkan jadi tidak hanya mengandalkan satu kamus,” jelasnya.
“Saya itu selalu ditanya, apa tidak bosan menerjemah terus? Ya tidak, karena saya mempunyai niat yang kuat,” ujar penerjemah yang menggeluti bidangnya selama 15 tahun dan banyak menerjemahkan banyak karya ini.
Di sisi lain, katanya, menjadi penerjemah jika tidak disertai niat yang tidak kuat, akan mudah berganti profesi. “Karena menjadi penerjemah akan selalu dikejar deadline dan hari-harinya akan habis hanya untuk menerjemah,” ungkapnya.
Sementara, Rektor UMM Dr. Fauzan M.Pd menyatakan bahwa penerjemah bahasa arab adalah salah satu profesi langka di kalangan orang muslim. Dengan begitu, ia berpesan, mahasiswa PBA harus memaksimalkan potensinya.
“Jangan puas dengan apa yang kalian miliki sekarang, Jangan jadi manusia minimize yang sudah merasa aman dengan sesuatu yang kecil. Jadilah manusia maximize yang selalu berusaha menjadi sesuatu yang besar,” tandasnya. (usa/can)The Arabic Language Education Department (PBA) of the University of Muhammadiyah Malang (UMM) invited Fuad Syaifudin Nur, a professional translator of Arabic-language books in the seminar "Prospect of Translators in the Era of Industrial Revolution 4.0", Monday (11/3).
This National Seminar was one of the events from Alafest. It was an Arabic language competition for high school students and college students throughout Indonesia. Fuad explained the use of technology to help translate.
In the era of the 4.0 Industrial Revolution, said Fuad, the role of translators will be increasingly widespread. Translators can translate sites on the internet, become references to make translator applications, translate E-books and more.
"The role of the translator can be lost in the era of Industry 4.0 if the translator is clueless (technology stuttering, red)," said Fuad. Because era development changed the style of language, they must keep up with technological developments.
Read also: Maharesigana UMM was ready to Perform Disaster Risk Reduction Assistance
In addition, he continued, the updated translator will know what the latest technology was to translate. "There is a new site that combines all Arabic dictionaries so they can be compared so they don't just rely on one dictionary," he explained.
"I am always asked, are you not tired of translating continuously? Of course not, because I have strong intentions, "said the translator who has worked in his field for 15 years and many works that have translated.
On the other hand, he said, being a translator if it was not accompanied by intentions that were not strong, it would be easy to change professions. "Because being a translator deadlines will always be pursued and the days will run out just to translate," he said.
Meanwhile, UMM Rector Dr. Fauzan M.Pd stated that Arabic translators were one of the rare professions among Muslims. That way, he advised, PBA students must maximize their potential.
"Don't be satisfied with what you have now. Don't be a minimized human who already feels safe with something small. Be a maximized human who always tries to be something big, "he said. (Win)