Kolaborasi Musik Belanda dengan Kroncong

Author : Administrator | Tuesday, September 18, 2012 16:01 WIB | -
Temuan lumpang di RW01 Kelurahan Bakalan Krajan Sukun diduga peninggalan desa kuno zaman Majapahit.

SUKUN - Kawasan RW01 Kelurahan Bakalan Krajan, Sukun diduga adalah desa kuno. Hal itu diketahui dari sejumlah benda cagar budaya yang ditemukan di wilayah RW 1. Bahkan di kawasan tersebut juga ditemukan struktur candi Batur untuk pemujaan.

Dosen Sejarah IKIP Budi Utomo, Suwardono telah meneliti kawasan tersebut. Pihaknya menemukan empat buah batu candi di halaman rumah warga RT08 RW01. Struktur candi itu ditemukan Rabu (17/4).  ”Jadi yang ditemukan disini adalah dolmen (meja), yoni, lumpang, umpak dan struktur batu, serta Candi Batur,” ujarnya. Kawasan itu, diduga adalah situs hunian dan pemujaan pada zaman Majapahit.  Sedangkan, untuk lumpang maupun dolmen adalah peninggalan jaman prasejarah. Kedua benda itu, diduga digunakan masyarakat jaman Majapahit untuk aktifitas keseharian.  

”Adapun candi tanpa atap atau candi Batur menjadi penanda desa kuno,”imbuhnya. Sekitar 250 meter dari situs, terdapat desa kuno bernama Peniwen masuk Desa Sidorahayu, Wagir. Peniwen tercatat dalam prasasti Pamotoh tahun 1198 masehi, jaman kerajaan Kadiri.  ”Sebagai desa induk, Peniwen justru namanya diganti nama baru seperti Bakalan Krajan dan Sido Rahayu,” jelasnya. Kepastian desa kuno lainnya, didapat dalam prasasti Turyan 929 masehi. Dalam prasasti disebut nama wanua (desa) Gurung-gurung, sekarang menjadi dusun Urung-urung. Dusun itu berada di timur situs RW01 tersebut. Fakta desa kuno juga diperkuat artefak atau benda sejarah buatan manusia yang mudah dibawa, seperti lumpang kecil.

”Dolmen dengan batu berwarna hitam menjadi simbol kesuburan, sedangkan yoni warna kuning adalah simbol kesejahteraan,” terangnya. Suwardono cukup puas, sebab warga RW01 telah memberi tempat khusus untuk benda cagar budaya itu. Dia berharap, dinas terkait juga turun untuk melakukan pendataan. Apalagi, temuan benda cagar budaya di kawasan itu sudah sangat lama. ”Pertama kali yoni ditemukan Pak Sumantri tahun 1993, kemudian pada tahun 2011 ditemukan dolmen,” terang Ketua RW01, Endro Sariatmoko. (ary/mar)

Harvested from: http://manteb.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: