Rakhmad Rosadi, PT., Ph.D. Dosen dan Praktisi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) (Foto : Istimewa) |
Sebuah studi baru dari jurnal The Lancet Rheumatology menerangkan bahwa 800 juta orang berpotensi mengalami sakit punggung bagian bawah atau nyeri pinggang pada 2050. Melihat fenomena tersebut, Rakhmad Rosadi, PT., Ph.D. selaku Dosen dan Praktisi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) angkat bicara. Menurutnya, saat fenomena sakit punggung bagian bawah sudah banyak terjadi di kalangan muda dan berdampak pada masa tua nanti.
Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) UMM itu juga menyampaikan beberapa faktor yang menyebabkan hal ini. Mulai dari penerapan gaya hidup yang kurang sehat, posisi mengangkat beban yang salah, hingga posisi duduk yang terlalu lama.
Baca Juga : Gaji hanya Numpang Lewat? Mungkin Ini Alasannya
“Sebenarnya ada banyak faktornya. Apalagi bagi mereka yang pekerjaannya banyak duduk di kursi dan meja. Biasanya dialami oleh pekerja kantoran yang bekerja selama tujuh hingga delapan jam sehari. Kemudian juga cara mengangkat beban berat dengan posisi yang salah seperti membungkuk. Hal ini diperparah dengan minimnya olahraga yang dilakukan oleh masyarakat,” jelasnya.
Jika nyeri punggung yang dialami tidak segera ditangani, besar kemungkinan akan berdampak pada penurunan produkvifitas seseorang. Banyak orang yang menyepelekan nyeri punggung. Padahal akan berdampak signifikan dalam hidupnya. Melakukan hal sederhana yang biasanya mudah, kini akan kesusahan dan kerepotan. Muaranya tentu pada penurunan produktivitas.
Baca Juga : Ayca, Tiktokers yang Bercerita Kuliah di UMM Jalur Influencer
Rakhmad juga memberikan sederet tips untuk terhindar dari nyeri punggung bagian bawah dan mengurangi rasa sakitnya. Pertama, yakni menerapkan pola hidup yang sehat, termasuk rtyin berolahraga serta melakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki tiap hari.
“Iya, nyeri punggung bagian bawah itu bisa dicegah dan diatasi. Bisa memulai dengan hal sederhana seperti stretching ringan pasca 30 menit duduk. Lebih bagus lagi jika disempatkan berolahraga 150 menit perminggu. Kalau dibagi semingggu lima kali, jadi sekitar 30 menit tiap hari,” jelasnya.
Terakhir, ia sangat menyarankan agar seluruh masyarakat lebih memperhatikan posisi duduk. Meski terlihat remeh, tapi nyatanya bisa berdampak negatif bagi kesehatan. Begitupun dengan posisi tubuh saat mengangkat beban. Membungkuk dapat meningkatkan risiko nyeri punggung. Posisi terbaik untuk mengangkat beban berat adalah dengan jongkok.
“Kita ammbil contoh saat kita mengangkat beban galon air yang penuh. Beratnya paling tidak 18-20 kilogram. Sebaiknya gunakan posisi jongkok saat mengangkat. Jangan biasakan mengambil posisi membungkuk karena itu berbahaya,” ujarnya. (Faq/Wil)