dr. Hawin Nurdiana, M.Kes., Sp.A. (Foto: IDevi Humas). |
Rasa dan wangi teh yang khas membuatnya jadi salah satu minuman favorit banyak orang tanpa memandang usia. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun menyukai teh. Namun, apakah the sehat untuk anak-anak? Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dr. Hawin Nurdiana, M.Kes., Sp.A. menjelaskan bahwa memang tidak ada larangan bagi anak-anak untuk mengonsumsi teh. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan para orang tua.
Teh mengandung fitat dan tannin yang menyebabkan terhambatnya absorpsi atau penyerapan zat besi. Sedangkan zat besi sangat berguna untuk pertumbuhan maupun perkembangan. Utamanya pada anak usia 6 bulan hingga 2 tahun yang tergolong pada periode pertumbuhan cepat.
Anak pada usia 0-6 bulan bisanya akan diberi asi ekslusif, kemudian pada usia 6-24 bulan bisa mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI). Jika semisal MPASI tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan zat besi pada anak, maka dapat menyebabkan anemia pada anak tersebut.
Baca juga : Ini Tips Lancar Public Speaking ala Dosen Komunikasi UMM
“Tidak hanya pada pertumbuhan, zat besi pun berpengaruh untuk kecerdasan otak. Ketika penyerapannya terhambat, kemudian zat besi yang masuk menjadi sedikit. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan pada anak,” jelasnya.
Jika anak ingin mengkonsumsi theh, Hawin menyarankan untuk meminumnya diantara dua waktu makan, bukan setelah makan. Gunanya agar tidak menghambat penyerapan zat-zat besi yang sudah dikonsumsi. Pun jangan mengonsumsi teh kemasan yang mengandung gula secara berlebih. “Teh dalam kemasan dengan banyak kandungan gula, dapat menyebabkan anak obesitas,” tambahnya.
Di sisi lain, teh mengandung polifenol yang berguna untuk anti radang dan antioksidan yang juga bermanfaat bagi tubuh. Namun minuman ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara rutin dan berlebihan. Teh juga mengandung kafein, teofilin dan teobromin yang berfungsi sebagai stimulan. Berbagai hal tersebut terkadang menyebabkan anak menjadi lebih hiperaktif. “Jika anak terlihat aktif bahkan hingga sulit tidur, disarankan untuk tidak mengkonsumsi teh,” tandas Hawin.
Baca juga : MPID PWM Jatim Luncurkan APIMU, Undang Okky Madasari untuk Pertajam Ilmu
Secara umum, sebetulnya teh tidak berbahaya bagi anak, tetapi manfaat konsumsi teh secara rutin pada anak belum terbukti. Masyarakat tetap dapat memberikan teh sebagai minuman bagi anak dengan memperhatikan jumlah dan waktu pemberian. Namun, Hawin menyarankan agar anak bisa mengonsumsi susu karena manfaatnya lebih banyak.
“Teh itu tidak mengandung protein, lemak, karbohidrat, hanya mengandung sedikit mineral,” ucapnya mengakhiri. (dev/wil)