Guru Besar UMM Tanggapi Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT

Author : Humas | Selasa, 07 Maret 2023 11:33 WIB
Akhsanul In'am komentari sekolah jam 05.30 pagi. (Foto: Istimewa)

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) menerapkan peraturan siswa SMA sederajat untuk masuk sekolah pukul 05.00 WITA. Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan bahwa peraturan yang ditetapkan sejak akhir Februari itu dinilai mengajarkan banyak hal positif kepada siswa. Hal ini juga menjadi salah satu upaya memperbaiki sumber daya manusia (SDM) di NTT. 

Hal itu menarik perhatian Prof. H. Akhsanul In'am, Ph.D. selaku dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). ia berpendapat bahwa kebijakan tersebut sudah bagus, akan tetapi tidak tepat. Ia mengatakan bahwa mayoritas masyarakat NTT adalah non-muslim dan beberapa di antaranya tidak terbiasa bangun subuh seperti para muslim. Hal ini merupakan kebiasaan dan akan sulit untuk diubah dalam waktu yang relatif singkat.

"Jika hal ini diterapkan pada seorang muslim mungkin tidak menjadi masalah, ya. Tapi di NTT kan banyak non-muslim juga sehingga menurut saya toleransi juga harus dipikirkan,” katanya.

In'am menilai kebijakan ini juga dapat membahayakan para siswa. Lantaran keadaan yang masih gelap gulita, kecelakaan tentu akan lebih mungkin terjadi. Pada rentang pukul 05.00 - 05.30 WITA, banyak siswa yang masih kesulitan dalam mendapat transportasi umum ke sekolah sehingga kebijakan ini tidak akna begitu efektif. Idealnya, pelajaran dapat dimulai pada pukul 06.30 pagi karena pada saat itu siswa telah siap menerima pengetahuan baru serta langit sudah terang. 

Namun jika tetap ingin masuk pukul 05.30 WITA, In'am berpendapat bahwa pemerintah provinsi perlu memberlakukan jam malam. Hal ini agar para siswa tidak keluyuran di kafe dan sejenisnya dan dapat bangun lebih segar di pagi harinya.

Selain itu, membangun asrama untuk siswa juga bisa menjadi solusi penting. Sehingga mereka lebih aman, tertib da dapt mengikuti peraturan yang sudah diterapkan. “Jika kebijakan masuk jam 05.30 WITA disandingkan dengan asrama, saya kira akan bisa berjalam lebih efektif dan baik,” tandasnya.

Namun, menurutnya ada banyak solusi lain yang bisa ditempuh jika ingin memperbaiki dan mencetak SDM yang berkualitas. Beberapa diantaranya yakni dengan memaksimalkan potensi masing-masing siswa dengan berbagai program, memberikan perhatian lebih, hingga apresiasi tinggi bagi mereka yang berprestasi. Pun dengan pemberian beasiswa maupun fasilitas yang lebih mumpuni sehingga para siswa lebih bersemangat dalam belajar. 

"Di beberapa negara, para siswa diberikan fasilitas yan gbaik sheingga mampu memaksimalkan  potensi. Baik mereka yang baik dalam akademik maupun non akademik. Hal itu tentu memudahkan mereka untuk berkarya dan menumbuhkan semangat belajar,” pungkasnya. (dev/wil)

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image