Ibnu Sutoko, S.Psi., M.Psi Saat Memberikan Materi di Acara Pedagogi Kritis Arunika (Foto : Istimewa) |
Saat mengalami putus cinta, seseorang biasanya merasa malas melakukan berbagai hal. Termasuk bekerja maupun belajar. Mengapa hal ini bisa terjadi? Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Ibnu Sutoko, S.Psi., M.Psi memberikan penjelasannya. Menurutnya, cinta merupakan salah satu kebutuhan psikologis manusia. Maka dari itu, banyak tokoh psikologi yang mengatakan bahwa cinta dan kasih sayang merupakan suatu kebutuhan yang harus terpenuhi. Ketika seseorang kehilangan suatu kebutuhan di dalam dirinya, maka ini dapat menyebabkan seseorang menjadi malas.
Keadaan tidak bersemangat ini berhubungan dengan kebutuhan afeksi. Jika tidak segera diatasi dengan benar, maka hal ini akan berdampak serius. Seperti munculnya stres yang menyebabkan banyak pikiran, susah tidur hingga tidak berselera makan.
"Ketika fenomena itu tidak ditangani dengan baik, maka akan berubah menjadi sebuah depresi. Mood seseorang juga akan cenderung menjadi negatif, sering menangis, dan keinginan untuk bersosial menurun. Hal ini tentu dapat berdampak buruk pada kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Baca Juga : Merekonstruksi Subak Bali, Pemkab Tabanan Gandeng UMM
Ibnu, begitu ia kerap disapa, menyampaikan bahwa orang yang patah hati harus segera mengidentifikasi emosi yang dirasakan and mengukur kesedihan. Biasanya, mereka yang larut dalam kesedihan adalah mereka yang tidak mampu mengeluarkan emosi atau salah memilih solusi dalam permasalahannya.
"Karenanya, jika ada masalah, coba untuk bercerita pada orang lain. Terutama kepada orang-orang yang tepat untuk mengeluarkan emosi kita. Setelah menyalurkan emosi yang dipendam secara verbal, langkah selanjutnya adalah melakukan hal-hal yang positif sebagai pengalihan atas emosi negatif yang dialami ketika putus cinta. Kemudian perlahan emosi negatif akan menghilang. Namun, perlu dicatat bahwa upaya ini harus dibarengi dengan penyelesaian masalah,” katanya.
Ibnu juga mengeaskan bahwa melupakan kenangan yang sudah terjadi akan sangat sulit. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menerika kesedihan coba untuk menerima kesedihan tersebut. Dengan demikian, diri akan merasa lebih lega dengan keadaan.
Baca Juga : Hermawan Kartajaya, Pakar Marketing Internasional Apresiasi CoE UMM
"Kemudian cobalah untuk kembali memulai kehidupan nyata. Menjalani hari agar kehidupan bisa kembali ke jalur yang tepat. Misalnya dengan kembali menikmait hobi atau mencoba mencapai target,” katanya.
Ia juga mewanti-wanti agar mereka yang putus cinta tidak melakukan hal negatif saat sedih. Kalaupun segala upaya sudah dilakukan, namun belum ada perubahan, ia menyarankan agar mereka mendatangi tenaga profesional seperti psikolog untuk membantu. (Fat/Wil)