Prodi teknik elektro yang menggaet beberapa perusahaan untuk mengembangkan CeO PLTS. (Foto: Istimewa) |
Langkah konkret dilakukan Prodi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk menginisiasi pusat keunggulan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Melalui lokakarya dan Memorandum of Understanding (MoU), Prodi Teknik Elektro membangun kerja sama dengan sederet perusahaan yakni PT Alfan Mechatronics Innovation, PT. Etrama Nusa Energi dan PT. Zaada Bana Engineering pada Sabtu (12/2) lalu.
Dekan Fakultas Teknik Prof. Ilyas Masudin, P.hD. mengatakan bahwa pengembangan kurikulum kini harus mengacu pada kebutuhan industri. Utamanya dalamr angka mengimbangi kebutuhan pendidikan di era industri 4.0. “Maka dari itu, perluasan kerja sama dengan stake holder lainnya perlu dilakukan agar kurikulum bisa disesuaikan. Dengan begitu, para mahasiswa dan lulusan bisa dibekali dengan berbagai kemampuan dan skill bermanfaat untuk menjadi pribadi yang mandiri,” ungkap Ilyas.
Di lain sisi, CEO PT. Zaada Bana Engineering Ivan Ahsanul Insan mengatakan bahwa pada dasarnya kurikulum yang dimiliki oleh Prodi Teknik Elektro UMM sudah mencukupi. Namun perlu ada beberapa tambahan di bidang bidang entrepreneurship, sales engineering dan pengembangan soft skill. Tiga hal ini dirasa mampu menjembatani bidang managemenet project, time scheduling, WBS, project schedule dan pembuatan proposal. Apalagi melihat derasnya permintaan pasar saat ini.
“Kami tentu berharap langkah ini mampu mencetak talenta-talenta baru dalam bidang energi khususnya PLTS,” tutur Ivan.
Hal tidak jauh berbeda juga disampaikan Technical Direktor PT. Etrama Nusa Energi Yongki Adi Pratama. Ia mengatakan bahwa pendidikan semestiknya mampu melahirkan tenaga kerja siap pakai. Maka, ini adalah langkah yang sangat rasional untuk meningkatkan efektivitas ekonomi serta entrepreneurship dalam satu wadah.
Di samping itu, manajemen dan kesehatan serta keselamatan kerja (K3) kelistrikan sudah sangat relevan untuk diganti menjadi sistem interkoneksi. Mengingat bidang tersebut menjadi krusial dalam pengembangan PLTS. Ia juga mengusulkan beberapa poin utama dalam pelaksanaan magang nantinya. Beberapa di antaranya ialah product knowledge, brand komponen atau peralatan utama, perencanaan dan aktualisasi pemasangan di lapangan. Harapannya akan menumbuhkan suasana kuliah dengan suasan kerja.
“Saya rasa pelaksanaan magang juga sangat efektif bila dilakukan secara berkelanjutan. Bisa dilangsungkan selama empat hingga enam bulan. Apalagi mengingat man power bisa menjadi aset bisnis yang krusial di masa depan,” pungkasnya. (*/wil)